Written by Abu Sangkan |
T Thuma'ninah Dalam setiap ibadah yang disyariatkan Allah kepada manusia sungguh mengandung berbagai hikmah yang luar biasa. Mestinya kita semakin sadar dan bersyukur atas kasih sayang Allah yang diberikan kepada kita melalui perintah untuk melaksanakan berbagai ibadah ritual. Pantas bila Rasulullah saw dan para sahabat seolah memiliki energi yang tidak terbatas dalam berdakwah dan berjuang demi Islam. Kita yakin Rasulullah saw dan para sahabat melakukan shalat dengan tumaninah sehingga memberikan energi positif yang luar biasa pada diri beliau dan para sahabat. Ketenangan dan jeda dalam melakukan sesuatu adalah salah satu bentuk pelatihan dalam mengontrol pikiran kita. Jika kita melalukan sesuatu dengan penuh ketenangan, maka pikiran akan lebih terkonsentrasi, tindakan kita akan diringi dengan kesadaran tinggi, dan kita bisa mengendalikan pikiran kita. Inilah makna dasar thuma’ninah yang berarti tenang atau kondisi dalam ketenangan.
Tuma’ninah, adalah sebuah syarat mencapai kekhusyu’an dalam shalat; Sebuah riwayat menerangkan, bahwa sebelum shalat subuh, Rasulullah mempunyai kebiasaan melakukan istirahat dalam posisi tiduran miring yang disebut qailulah. Kebiasaan ini beliau lakukan pula menjelang shalat dhuhur. Relaksasi sebagaimana Rasulullah lakukan merupakan hal penting bagi orang yang hendak melakukan shalat, karena shalat merupakan perjalanan jiwa menuju Allah sehingga diperlukan persiapan yang serius namun rileks. Shalat berbeda dengan olahraga, karena shalat sepenuhnya bersifat terapi, baik fisik maupun jiwa. Gerakan tubuh pada waktu shalat, tidak dilakukan dengan hentakan atau gerakan keras seperti halnya orang olah raga senam dalam peregangan otot, akan tetapi gerakan shalat dilakukan dengan rileks dan pengendoran tubuh secara alamiah, seperti gerakan orang ngulet saat bangun tidur. Orang tai chi pun melakukan meditasi dengan gerakan ngulet, yaitu gerakan yang telah di pola mengikuti alur tubuh secara alami. Di dalam tuma’ninah, aspek meditasi jelas sekali. Saat berdiri, benar-benar berdiri. Bukan berdiri seperti orang ber-upacara bendera atau berdiri seperti orang latihan karate, tetapi berdirilah yang tenang dan kendor agar seluruh organ tubuh berada dalam posisinya secara alami. Kita bisa merasakannya pada saat kita berdiri di tepi pantai melihat pemandangan yang indah, debur ombak bergulungan menghampiri sampai menyentuh kaki kita. Saat itu tubuh kita sangat rileks, seluruh organ tubuh menempati posisnya. Kita berdiri nyaman dan santai, seperti berdirinya anak kecil usia balita. Berdirinya orang dewasa terlihat kaku dan terpola oleh pikirannya, karena menganggap jika berdiri seharusnya seperti peraga busana, tegap seperti militer, atau seperti berdirinya orang sedang memamerkan baju yang baru dibeli. Postur orang dewasa inilah yang membuat orang gampang merasa jenuh dan stress karena berdiri tidak secara alami. Banyak dokter terkemuka menyakini bahwa penyakit-penyakit modern dan penuaan dini antara lain disebabkan oleh ketidakmampuan orang dalam menghadapi stress. Kebanyakan dari kita telah lupa tentang bagaiman caranya rileks. Padahal kita mengetahuinya secara naluriah semasa bayi, namun pelan-pelan melupakannya ketika kita tumbuh menjadi dewasa. Sementara itu, kecepatan dan tekanan hidup modern mulai membuat kita lelah. Jika anda mempunyai kecenderungan untuk menjadi terlalu intelek, belajarlah untuk berpindah kesisi emosional dan intuisi alamiah anda dengan menjadi lebih terbuka dan menerima apa yang dikatakan hati nurani anada, yaitu ikhlas. Suatu sikap yang diajarkan islam, yang bermakna rileks yang paling dalam seperti yang pernah kita lakukan saat masih bayi. Rasulullah melakukan shalat dengan tuma’ninah (rileks), yaitu sikap tenang atau diam sejenak sehingga dapat menyempurnakan perbuatannya, dima posisi tulang dan organ tubuh lainnya dapat berada pada tempatnya dengan sempurna. Mengacu pada Rasulullah, beliau melakukan I’tidal lama sekali sehingga oleh para jama’ahnya dikira beliau lupa. Padahal bacaan yang di baca pendek sekali dan bisa dilakukan dengan cepat, Rasulullah melakukannya dengan berdiri cukup lama. Juga pada saat duduk, beliau melakukannya lama sekali sehingga juga dikira lupa. Menurut hasil penelitian Alvan Goldstein, ditemukan adanya zat endorphin dalam otak manusia yaitu zat yang memberikan efek menenangkan yang disebut endogegonius. Drs. Subandi MA menjelaskan, bahwa kelenjar endorfina dan enkafalina yang dihasilkan kelenjar pituitrin di otak ternyata mempunyai efek yang mirip dengan opiate (candu) yang memiliki funngsi menimbulkan kenikmatan (pleasure principle), sehingga disebut opiate endogen. Apabila seseorang dengan sengaja memasukkan zat morfin ke dalam tubuhnya maka akan terjadi penghentian produksi endorphin. Pada pengguna narkoba, apabila dilakukan penghentian morfin dari luar secara tiba-tiba, orang akan mengalami sakau (ketagihan yang menyiksa dan gelisah) karena otak tidak lagi memproduksi zat tersebut. Untuk mengembalikan produksi endorphin di dalam otak bias dilakukan dengan meditasi, shalat yang benar atau melakukan dzikir-dzikir yang memang banyak memberikan dampak ketenangan. Orang yang melakukan shalat dengan tenang dan rileks akan menghasilkan energi tambahan dalam tubuhnya, sehingga tubuh merasa fresh. Itulah sebabnya mengapa Rasulullah begitu yakin bahwa shalat merupakan jalan yang ampuh untuk mengubah perilaku manusia, yang tidak baik menjadi berakhlaq mulia. Sebagaimana Allah menegaskan dalam kitab al-Qur’an : “Sesungguhnya ahalat memiliki kekuatan mengubah perilaku manusia dari perbuatan keji dan munkar ". (al-Ankabuut 29:45) Bisa dimengerti, mengapa shalat jika dilakukan dengan benar mampu mengubah perilaku manusia menjadi baik dan bermoral. Rasulullah telah memberikan teknik alamiah yang di butuhkan fisik dan jiwa secara alamiah. Saat tubuh kita capek dan stress, Rasulullah telah memberikan terapi fisik berupa hydro-therapy (terapi air), dengan menggunakan air wudhu. Lalu disunahkan pula menaburi wewangian pada tubuh yang akan memberika efek relaksasi pada pikiran (aroma therapy). Hal ini juga banyak dilakukan oleh para pelaku meditasi di timur sebelum mereka melakukan meditasi. Bahkan dewasa ini, banyak rumah-rumah spa telah menyediakan aroma therapy dengan esensi bunga-bunga maupun rempah-rempah untuk memberikan ketenangan dan kesegaran bagi tubuh maupun pikiran. Juga disediakan terapi air, dengan cara mengguyur bagian-bagian tubuh seperti kaki, tangan, kepala yang akan memberikan rasa segar dan menurunkan suhu badan yng terjadi akibat terlalu lelah atau penat (stress). Memang agak sulit untuk mengubah suatu kebiasaan yang sudah mengakar dan mendarah daging dari budaya kita. Namun kita mencoba mempraktikan latihan-latihan dzikir dan shalat untuk menemukan rasa yang telah lama hilang. Dengan kesadaran baru yang kita bangkitkan, insya Allah dari sekarang dan seterusnya shalat akan menjadi tempat kita bercengkerama dengan Allah, karena Dialah pusat ilmu pengetahuan, sumber kehidupan, dan pusat perencanaan kehidupan dari seluruh mahkuk. “Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyu’, yaitu orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya ". (al-Baqarah : 45-46)
|
tex
Salam 2
Basmallah
Islami Clock
About Me
Tuma`ninah
Posting By
Robbanii