.arabic { font-family: Traditional Arabic; font-size: 26px; direction:rtl; line-height: 200% ; font-weight: bold; }

tex

"Berjuang Menebarkan Kebaikan Guna Mencapai Ridho Allah"

Salam 2

Basmallah

Islami Clock

About Me

Foto saya
Hidup Adalah Perjuangan Mencari Jati Diri

Litel Madinah


Abu Sangkan dan Shalat Khusyu Abu Sangkan, lahir pada tanggal 8 Mei tahun 1965.Pendidikan Dasar dan Menengah Pertama diselesaikan di Banyuwangi,Sekolah Lanjutan Atas ditempuh di Bogor.Pengetahuan agama banyak diperoleh di beberapa pesantren seperti Al-Ihya'Pimpinan K.H.Moh.Husni Thamrin di Bogor,pesantren Al-Ghazaly pimpinan K.H.Abdullah Bin Nuh di Bogor,Al Baqiyyatush shalihat pimpinan K.H.Yusuf Kamil di Bekasi,sempat mengikuti kuliah filsafat di IAIN Jakarta sambil bekerja di sebuah perusahaan kontraktor.

Beliau mulai tertarik dengan kajian hakikat (tawawwuf) pada saat nyantri di Bogor kepada ulama besar Mama' Abdullah bin Nuh dan lebih mendalam lagi setelah pertemuannya dengan H.Slamet Oetomo di Banyuwangi,seorang yang memiliki pandangan sangat luas dan medalam dalam ilmu hakikat.

Membentuk dan mendirikan Forum kajian Tazkiyyatun nafs di bawah naungan Yayasan Shalat Khusyu jakarta yang secara teratur melakukan kegiatan rutin baik dalam bentuk ceramah,diskusi,pelatihan serta Kegiatan-Kegiatan menghidupkan kecerdasan emosi dan spiritual.Anggota kajian ini telah banyak tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia maupun luar negeri dengan membentuk kelompok-kelompok dzikir (halaqah dzikir).

Mulai menulis kajian hakikat pada tahun 1999 dalam bentuk tulisan-tulisan lepas yang hanya dibaca diantara rekan sendiri.Pada September 1999 rekan beliau berinisiatif untuk membentuk Mailing List Dzikrullah di Internet yang merupakan forum tanya jawab kajian hakikat.Melalui milis ini, tulisannya menyebar dengan cepat sampai akhirnya jamaahdzikrullah menyebar hampir di seluruh wilayah Indonesia bahkan di luar negeri.


LITTLE MADINAH, GERAKAN SPIRITUAL MEMBANGUN PERADABAN

SEJAK pagi ratusan jamaah Shalat Center sudah mulai berdatangan ke waduk Wonorejo, Tulungagung, Jawa Timur. Rombongan datang dari berbagai daerah, mulai dari kota Tulungagung, Blitar, Kediri, Probolinggo, Jombang, Malang, Surabaya bahkan dari Sumenep, Madura. Mereka tiba secara bertahap, dan sampai Sabtu pagi pun, masih banyak jemaah yang baru tiba setelah menempuh perjalanan berjam-jam menuju kawasan wisata ini.

Tak sedikit pun terlihat rasa capek dan penat setelah perjalanan jauh yang mereka lalui. Yang terlihat, hanya wajah yang berseri-seri dan semangat yang menggelora. Mereka bukan terhibur dengan pemandangan waduk Wonorejo yang begitu indah, melainkan rasa rindu untuk bermunajat dan kembali mengasah daya spiritual agar menjadi para aulia, sebagai wakil dan kekasih Allah di muka bumi ini.

Selama dua hari, Sabtu dan Minggu lalu, mereka digembleng oleh Ustadz Abu Sangkan. Tidak seperti pelatihan shalat khusyu yang biasa dibawakan Ustadz Abu Sangkan, kali ini mereka lebih ditempa dengan berbagai pengajaran spiritual pada tingkat lanjut. Mereka sekaligus ditantang untuk memegang amanah besar untuk melanjutkan perjuangan nabi Muhammad saw.

Menurut Abu Sangkan,

sudah saatnya jamaah Shalat Center setelah belajar khusyu dalam shalat,kemudian menerjemahkan dalam sebuah gerakan untuk membangun peradaban, seperti yang pernah dicontohkan oleh Rasulullah dan para sahabatnya. “kita canangkan gerakan untuk mendirikan litte madinah mulai saat ini,” ujar Ustadz Abu, yang disambut dengan teriakan Allahu Akbar.

Little Madinah yang digagas Ustadz Abu Sangkan, awalnya hanya sebuah komunitas jamaah Shalat Center yang tersebar di berbagai daerah. Mereka tidak cukup melakukan pendalaman shalat khusyu dalam halaqah-halaqah, tapi mengemban misi untuk memperbanyak jamaah dan melakukan berbagai inovasi amal sholeh yang bermanfaat untuk orang banyak, misalnya dengan mendirikan rumah sakit, sekolah bertaraf internasional, dan berbagai usaha lainnya. “Saya tidak menginginkan jamaah Shalat Center masih ada yang mengalami kesulitan ekonomi,” tegas Ustadz Abu Sangkan.

Gerakan ini dimulai dari sebuah acara pendalaman spiritual yang dihadiri oleh lebih dari 200 jamaah. Di sebuah waduk di kota Tulungagung, menyimpan sebuah arti, Meminta Tolong pada Yang Maha Agung. Bukan sebuah kebetulan, menurut Ustadz Abu, tapi ini adalah sebuah desain Allah. Dari 200 orang ini, jika saja misi untuk merekrut jamaah baru sebanyak sepuluh orang berhasil dijalankan, maka akan terhimpun jamaah sekitar 2 ribu orang, yang diharapkan menjadi kader yang militan.

Gerakan Litte Madinah akan terus berlanjut ke berbagai kota lainnya. Virus spiritual diharapkan makin menggetarkan para aktivis shalat center, sehingga ditargetkan di awal tahun 2011, Shalat Center sudah berkembang dengan jamaah lebih dari 30 ribu orang. Dengan jamaah yang besar, berbagai potensi dakwah dalam bidang ekonomi dan sosial akan lebih bisa digerakan dan dikembangkan. Itulah maqam Aulia, yaitu suatu kondisi masyarakat yang sangat dicintai oleh Allah dan diberi amanah sebagai wakil-Nya di muka bumi, untuk membangun peradaban manusia yang luhur.